Aktiva Tidak Berwujud

Pengertian aktiva tak berwujud
Aktiva tak berujud adalah hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari kepemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti dari kepemilikan aktiva tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Aktiva tidak berujud mungkin timbul dari:

  1. Pemerintah yang memberikan seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.

  2. Perusahaan lain misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.

  3. Penjualan tertentu seperti franchise dan lease.

unnamed243888982.jpg

Karakteristik penting dari aktiva tidak berwujud.

  1. Kurang memiliki eksistensi fisik.

  2. Bukan merupakan instrument keuangan

  3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi

Klasifikasi aktiva tidak berwujud

  1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya dari entitas lain.

  2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya.D

  3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.

  4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Prinaip Akuntansi dasar untuk aktiva tidak berwujud
Akuntansi terhadap aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :

  1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.

  2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.

  3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.

Penilaian aktiva tidak berwujud diperoleh dari pembelian
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini

Jenis jenis aktiva tidak berwujud

  1. Hak Paten, hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan.

  2. Hak Cipta, Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.

  3. Merek Dagang / Trademark, Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu.

  4. Waralaba/ Franchise dan Perijinan / License, Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan untuk memberikan hak franchise.

  5. Hak Penggandaan (Copyright), Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

Amortisasi biaya aktiva tak berwujud

Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Secara umum metode yang digunakan dalam amortisasi aset tidak berwujud menurut akuntansi ada dua jenis, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Jika mengacu pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, metode dan penilaian amortisasi aset tak berwujud dikelompokan menurut masa manfaatnya. Pengelompokkan Aktiva Tetap Tak Berwujud dan Tarif Amortisasi, dalam menghitung amortisasi aktiva tetap tak berwujud terlebih dahulu harus dikelompokkan sesuai dengan masa manfaatnya.

Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :

  1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.

  2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.

  3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur manfaat.

  4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai

  5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.

  6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.

  7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat efektif yang bervariasi.

Penurunan nilai aktiva tidak berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya.

Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang di gunakan dalam operasi perusahaan dan tidak di maksutkan untuk di jual dalam

Aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen & digunakan untuk kegiatan perusahaan yang normal.

Karakteristik utama aktiva tetap berwujud adalah:

  1. Aktiva tersebut digunakan dalam operasi perusahaan dan bukan untuk dijual kembali.

  2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subyek pengyusutan.

  3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.

Penghentian Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak lagi berguna dapat di buang, di jual, atau di pertukarkan dengan aktiva tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan tersebut akan berbeda-beda. Tetapi, dalam semua kasus, nilai buku aktiva harus di hapus dari akunnya.

Tujuan akuntansi terhadap pemberhentian aktiva tetap adalah :

  1. Agar rekening-rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap dapat menyajikan informasi mengenai perolehan harga aktiva tetap, akumulasi penyusutan aktiva tetap dan nilai buku aktiva tetap, secara layak. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap terjadi pemberhentian pemakaian aktiva tetap harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut harus di keluarkan dari rekening yang bersangkutan, dengan cara mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar harga perolehan yang sudah di susustkan dan mengkredit rekening aktiva tetap yang bersangkutan sebesar harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
  2. Agar rekening Laba-Rugi dapat menyajikan informasi mengenai penghasilan dan biaya secara layak, termasuk di dalamnya laba atau rugi pemberhentian pemakaina aktiva tetap. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap terjadi pemberhentian pemakain aktiva tetapsemua biaya, laba atau rugi yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut harus di akui.

Pemberhetian Aktiva

  1. Pemberhentian aktiva tetap setelah habis masa ekonomisnya. Saat aktiva tetap tidak lagi berguna bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar, aktiva tersebut akan di hentikan.
  2. Pemberhentian aktiva tetap sebelum habis masa ekonimisnya. Jika aktiva belum habis disusutkan, penysustan harus di cacatat sebelum pemindahan aktiva tersebut dari penyediaan jasa dan dari catatan akuntansi.
  3. Pemberhentian aktiva tetap akibat ada kerusakan pada aktiva sebelum habis umur ekonomisnya

Pertukara Aktiva Tetap yang tak serupan

Peralatan yang lama sering di pertukarkan dengan peralatan yang baru dengan kegunaan atau fungsi yang serupa dalam kegiatan perusahaan. Dengan ini, penjual memperbolehkan pembeli untuk menentukan harga peralatan lama yang akan di pertukarkan. Jumlah ini, di sebut penyisihan pertukaran ( trade in allowance ), dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku peralatan yang lama. Sisa saldo-jumlah yang terutang – dapat di bayarkan dengan uang tunai atau di catat sebagai kewajiban. Jumlah ini biasanya di sebut boot dalam bahasa inggris.

  • Laba atas pertukaran, Laba atas pertukaran aktiva tetap yang serupa tidak di akui untuk keperluan pelaporan keuangan. Hal ini di dasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang di produksi oleh aktiva tetap, dan bukan berasal dari pertukaran aktiva tetap yang serupa.
  • Rugi atas pertukaran, Untuk keperluan laporan keuangan, rugi atas pertukaran aktiva tetap yang serupa di akui jika penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku peralatan yang lama. Saat terjadi rugi, biaya yang dicatat untuk aktiva baru harus merupakan harga pasar ( harga katalog ).